Penyakit jantung koroner dua kali lebih besar mengancam
orang-orang yang mempunyai kadar kolesterol 200-240 mg persen dibandingkan
mereka yang kadarnya di bawah 240 mg persen.
Kolesterol adalah komponen asam lemak yang terdapat dalam darah. Zat ini sangat
diperlukan oleh tubuh untuk proses-proses tertentu bagi kelangsungan hidup. Di
antaranya untuk membentuk hormon, membentuk sel, dan merawat sel-sel saraf.
Tetapi, dalam jumlah berlebih kolesterol menjadi ancaman serius bagi tubuh,
bahkan bisa menyebabkan kematian. Penyakit yang disebabkan kolesterol adalah
aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), penyakit jantung koroner, stroke,
tekanan darah tinggi, dan hiperkolesterolemia.
Kadar kolesterol dalam darah bisa diatasi dengan pengobatan secara tradisional
dengan memakai aneka tumbuhan yang banyak hidup di Indonesia. Praktik ini sudah
berlangsung dari generasi ke generasi.
Yang biasa dimanfaatkan untuk pengobatan kolesterol tinggi adalah daun jati
belanda (Guazuma ulmifolia), kemuning
(Murraya paniculata), dan tempuyung (Sonchus arvensis).
Daun jati belanda dipercaya bisa meluruhkan lemak dan menurunkan kadar
kolesterol dalam darah. Tanaman yang berasal dari negara Amerika beriklim
tropis ini tumbuh secara liar di wilayah tropis lainnya seperti di Pulau Jawa.
Jati belanda mengandung senyawa tannin, damar, triterpen, alkaloid, karotenoid,
flavonoid, dan asam fenol. Selain bisa menurunkan kadar kolesterol, tanaman ini
juga berkhasiat untuk melangsingkan tubuh, astrigen, sebagai obat diare dan
obat batuk.
Sedangkan kemuning mengandung atsiri, damar, tannin, glikosida, dan meransin.
Tanaman yang biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam
sebagai tanaman hias dan tanaman pagar ini bisa dipakai untuk mengobati radang
buah zakar (orchitis), radang saluran napas (bronkhitis), infeksi saluran
kencing, kencing nanah, keputihan, sakit gigi, dan haid tidak teratur. Juga
untuk mengurangi lemak tubuh berlebihan, pelangsing tubuh, nyeri pada tukak
(ulkus), memar akibat benturan, rematik, keseleo, digigit serangga dan ular
berbisa, ekzema, dan luka terbuka pada kulit.
Tanaman tempuyung memiliki rasa pahit dan bersifat mendinginkan. Pada
prinsipnya semua bagian tanaman ini bisa dimanfaatkan. Tapi, yang paling sering
adalah bagian daunnya. Penurun kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia
saponin, flavonoida, politenol, alfa-lactucerol, beta-lactucerol, manitol,
inositol, kalium, silika, dan taraksasterol adalah manfaat yang bisa didapatkan
dari daun tempuyung.
Bila diramu, jati belanda, kemuning, dan tempuyung bisa menjadi obat herbal
untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Inilah yang dilakukan oleh PT
Indofarma. Ketiga herbal tadi diramu menjadi sebuah produk herbal yang diberi
nama Prolipid. Sesuai dengan kandungan bahan-bahan pembuatnya, herbal ini
membantu menurunkan kadar kolesterol yang tinggi dalam darah.
Hasil penelitian
Senyawa tanin dan
musilago yang terkandung dalam daun Jati belanda dapat mengendapkan mukosa
protein yang ada di dalam permukaan usus halus sehingga dapat mengurangi
penyerapan makanan. Dengan demikian proses obesitas (kegemukan) dapat dihambat.
Hasil penelitian tentang daun jati belanda memperkuat penggunaannya secara
ilmiah sebagai tanaman obat. Ekstrak daun jati belanda yang diberikan secara
oral dengan konsentrasi 15 persen dan 30 persen dapat menurunkan kadar
kolesterol total serum kelinci.
Sedangkan hasil penelitian pada daun kemuning menunjukkan, pemberian infus daun
ini sebesar 10 persen, 20 persen, 30 persen, dan 40 persen sebanyak 0,5 ml pada
mencit dapat menurunkan berat badannya secara bermakna. Ini menunjukkan telah
terjadi peningkatan pembakaran lemak tubuh. Kolesterol merupakan salah satu
komponen dari lemak.
Beberapa teori yang lain menyebutkan bahwa khasiat daun jati belanda dan
kemuning adalah karena kandungan damarnya. Mekanismenya sebagai berikut,
kolesterol yang terbentuk menjadi asam empedu berikatan dengan damar dan segera
dieksresi melalui feses. Cepatnya asam empedu dieksresikan oleh tubuh akan
disertai oleh cepatnya pembentukan asam empedu sehingga kolesterol dalam tubuh
segera diubah menjadi asam empedu. Dengan demikian, proses ini akan mengurangi
kadar kolesterol.
Sementara itu, bahan simplisia yang digunakan berkhasiat meningkatkan
metabolisme tubuh sehingga pembakaran timbunan lemak dalam tubuh akan
meningkat. Dengan demikian akan mengurangi kadar lemak tubuh. Ini berarti akan
mengurangi terbentuknya kolesterol karena lemak merupakan faktor risiko tinggi
terhadap kolesterol.
Karena merupakan bahan-bahan alami, jika digunakan secara teratur dan terukur,
herbal-herbal ini bisa membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Pentingnya
Mengendalikan Kolesterol
Lipid atau lemak
terdapat dalam makanan kita sehari-hari. Lemak tidak pernah larut dalam plasma
darah. Kecuali bila berikatan dengan protein tertentu, ia bisa menyatu dan
mengambang dalam darah.
Kolesterol, ditinjau dari sudut kimiawi, diklasifikasikan dalam golongan lipida
(lemak) yang berkomponen alkohol steroid. Sebagian besar berfungsi sebagai
sumber kalori dalam makanan.
Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain sebagai cadangan makanan dan pelarut
vitamin A, D, E, dan K, lipid juga berfungsi untuk memelihara jaringan saraf
dalam tubuh. Tetapi, kadar lemak berlebihan akan memberikan efek yang serius
berupa kerusakan pembuluh koroner. Kolesterol berperan dalam proses pengapura
dinding pembuluh darah koroner.
Menurut Product Manager PT Indofarma, Agus Kuanto, unsur lemak dalam plasma
adalah kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga unsur
yang pertama berikatan dengan protein tertentu membentuk lipo protein.
Sedangkan unsur lemak yang terakhir berikatan dengan albumin.
Lemak yang berasal dari makanan mengalami pemecahan menjadi asam lemak bebas,
trigliserida, fosfolipid dan kolesterol selama proses pencernaan dalam usus
karena di-assembling dan diserap ke dalam darah dalam pembentukan kilomikron.
''Menurut penelitian di Amerika Serikat, kadar kolesterol dianggap tinggi atau
hiperkolesterolemia jika mencapai 240 mg persen,'' katanya.
Penyakit jantung koroner dua kali lebih besar mengancam orang-orang yang
mempunyai kadar kolesterol 200-240 mg persen dibandingkan mereka yang kadarnya
di bawah 240 mg persen.
Ancaman ini akan meningkat menjadi empat kali lebih besar apabila kadar
kolesterolnya di atas 300 mg persen. Kadar kolesterol dalam darah dapat
berubah-ubah setiap waktu tergantung pola makan. Namun, perubahan itu tidak
seberapa besar.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kolesterol adalah faktor genetik, umur, jenis
kelamin, dan lingkungan. Kadar kolesterol ini cenderung meningkat pada
orang-orang yang gemuk, kurang berolahraga, stres, dan perokok.
''Pola makan sehari-hari tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebab diet
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kadar
kolesterol dalam darah,''.